Di era digital seperti sekarang ini, industri pemasaran telah berevolusi dengan pesat. Salah satu tren terbaru di dunia pemasaran adalah virtual influencer. Konsep ini menggabungkan teknologi dan pemasaran, di mana sebuah karakter digital menjadi seorang influencer yang memiliki pengikut setia di media sosial.
Virtual influencer, atau influencer digital, adalah karakter fiksi yang diciptakan oleh perusahaan untuk membantu mempromosikan produk atau layanan mereka. Karakter virtual ini memiliki kemampuan untuk berbicara, berinteraksi dengan pengguna, dan bahkan memiliki penampilan seperti manusia sungguhan.
Sebagian besar karakter virtual influencer diciptakan menggunakan teknologi CGI (Computer Generated Imagery) atau animasi. Namun, ada juga yang menggunakan teknologi Augmented Reality (AR) atau Virtual Reality (VR) untuk menciptakan pengalaman yang lebih interaktif bagi pengguna.
Karakter virtual influencer telah menjadi tren di dunia pemasaran karena keunggulannya dalam mencapai audiens yang lebih luas dan lebih terukur. Dibandingkan dengan influencer manusia, virtual influencer memiliki keuntungan untuk dapat diatur dan dikontrol oleh perusahaan untuk menghasilkan konten yang tepat sesuai dengan tujuan kampanye pemasaran.
Selain itu, karakter virtual influencer juga dapat bekerja tanpa henti, tidak perlu istirahat, tidak mengalami masalah pribadi, dan selalu siap memberikan respon yang cepat terhadap pengikutnya. Hal ini tentunya mempermudah perusahaan dalam menjalankan kampanye pemasaran mereka secara efektif dan efisien.
Baca Juga : Daftar Top 10 Influencer Tiktok di Indonesia
Namun, tidak semua orang menyukai konsep virtual influencer. Beberapa orang merasa bahwa karakter virtual influencer terlalu “robotik” dan tidak memiliki rasa kemanusiaan yang sama dengan influencer manusia. Selain itu, beberapa orang juga merasa bahwa penggunaan karakter virtual influencer dapat membawa dampak negatif pada industri pemasaran, seperti menurunkan nilai keaslian dan integritas dari para influencer manusia.
Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa virtual influencer menjadi trend baru di dunia pemasaran. Banyak perusahaan yang mulai menggunakan karakter virtual influencer dalam kampanye pemasaran mereka. Hal ini menunjukkan bahwa karakter virtual influencer mampu memberikan manfaat bagi perusahaan dalam mencapai tujuan pemasaran mereka.
Dalam beberapa tahun ke depan, kita dapat mengharapkan perkembangan yang lebih lanjut dalam teknologi virtual influencer. Kemungkinan besar, karakter virtual influencer akan semakin realistis dan mampu memberikan pengalaman yang lebih interaktif bagi pengguna. Oleh karena itu, bagi perusahaan yang ingin tetap relevan dan bersaing di era pemasaran digital, mempertimbangkan penggunaan karakter virtual influencer dalam kampanye pemasaran dapat menjadi langkah yang bijak untuk dilakukan.