Dulu, portofolio sering dibicarakan dalam ranah seni sebagai hasil karya-karya yang sudah diciptakan sepanjang karirnya. Sekarang, sudah banyak yang gencar-gencaran menyusun portofolio yang bisa bikin orang lain berdecak kagum.
Tidak cuma oleh pekerja seni, bahkan perkembangan teknologi yang cepat banget bikin banyak bidang pekerjaan mengharuskan untuk membuat portofolio untuk membuktikan kemampuannya dan kualitas karya-karya yang dibuatnya.
Portofolio sering menjadi first impression seseorang oleh staf HRD saat rekrutmen di bidang-bidang tertentu, jadi mau tidak mau portofolio harus dibuat semenarik mungkin biar bisa mendapatkan karir yang wah plus diburu klien (in a good way).
Kamu juga pengen bikin portofolio yang keren, kan? Yuk, check it out!
Baca Juga: Ini Dia 5 Influencer Cowok yang Passionate dengan Hobinya
Portofolio itu katanya beda sama CV ya? Bedanya di mananya sih?
Sebelumnya, kamu mesti tahu dulu tentang apa itu portofolio. Kalau di bidang ekonomi, portofolio itu gabungan kepemilikan lebih dari satu saham, obligasi, komoditas, dan sebagainya oleh seseorang atau investor kelembagaan.
Tapi, definisi portofolio yang akan kita pakai di pembahasan kali ini adalah kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan.
Masih banyak yang bingung dengan perbedaan portofolio dan CV, malah ada yang menganggap keduanya sama. Padahal jelas-jelas berbeda, loh!
CV atau curriculum vitae berisi riwayat pekerjaan, latar belakang pendidikan, dan pencapaian professional yang pernah didapatkan. Portofolio lebih ke dokumentasi hasil karya di bidang karir yang sedang digelutinya.
Umumnya, maksud portofolio lebih mengarah ke koleksi hasil karya yang berhubungan dengan keterampilan di bidang pekerjaannya. Pastinya, tujuan portofolio dibuat untuk menunjukkan kemampuan yang dimiliki saat membuat hasil karya tersebut.
Makanya, dalam menyusun portofolio, kamu harus jujur dan nggak bisa melakukannya dengan bantuan orang lain. Kalau kamu nekat minta bantuan orang lain untuk menyusun portofoliomu, bisa-bisa kamu kehilangan kepercayaan orang lain karena hasil karyamu dan portofoliomu berbeda jauh.
Lagipula, portofolio itu ‘kan sarana untuk menunjukkan kreativitas kamu.
Seperti apa jenis-jenis portofolio?
Portofolio dibagi berdasarkan tiga bentuk: portofolio fisik, portofolio digital, dan portofolio online.
-
Portofolio fisik
Portofolio ini sering dibuat oleh arsitek dan insinyur dan ini bentuk portofolio yang sering dijumpai sebelum perkembangan teknologi.
Untuk membuat portofolio jenis ini, kamu harus membuatnya di kertas A3 atau A4 berkualitas baik dan printer yang bisa menghasilkan gambar berkualitas bagus juga.
-
Portofolio digital
Portofolio jenis ini sering dibuat oleh orang-orang yang bekerja di bidang teknologi, seperti copywriter, content writer, dan jurnalis.
Portofolio ini sering dijumpai dalam bentuk PDF dan sering digunakan saat proses rekrutmen di bidang-bidang terkait.
-
Portofolio online
Di era teknologi yang sudah semakin pesat perkembangannya, banyak yang mulai membuat portofolio dalam bentuk online, khususnya bagi pekerja kreatif.
Jenis portofolio ini lebih sering dijumpai dalam bentuk website, bisa berada di platform tertentu seperti Itch.io, Behance, GitHub, dan DeviantArt. Bisa juga berupa website pribadi yang dikustomisasi untuk menunjukkan kreativitas si pembuat.
Kalau mau buat portofolio, harus ada informasi apa saja?
Biasanya, informasi-informasi dalam portofolio tidak sepanjang yang di CV, karena di sini yang paling ditonjolkan adalah hasil karya yang sudah dibuat.
Jadi, hal-hal yang harus ada di portofolio kamu mencakup:
-
Deskripsi singkat diri
Di sini, kamu bisa ceritakan siapa kamu dan apa yang bikin kamu “berbeda” dibandingkan orang lain yang bekerja di bidang yang sama denganmu. Cukup ceritakan siapa kamu, perjalanan karir kamu, dan kemampuan yang kamu kuasai.
-
Informasi data diri
Data diri pastinya harus ada dalam portofolio, setidaknya ada nama lengkap, nomor telepon, dan email kamu di dalamnya.
-
Link media sosial
Selain data diri, pastinya kamu bisa menyertakan media sosial profesional yang kamu punya, seperti LinkedIn dan Instagram.
Kamu juga bisa menyertakan platform khusus yang kamu punya, seperti GitHub, Behance, Medium, DeviantArt, dan platform lainnya.
-
Contoh hasil karya
Ini nih bagian portofolio yang wajib kamu masukkan! Kalau kamu bingung mau memasukkan hasil karyamu yang pantas di portofolio, kamu bisa memasukkan hasil-hasil karyamu yang paling getol dikerjakan sepanjang perjalanan karirmu.
Untuk kamu yang belum punya pekerjaan, kamu juga bisa menyertakan hasil tugas sekolah atau kuliah terbaikmu yang relevan dengan bidang karir yang mau kamu tuju, kok!
Setelah mempelajari tentang portofolio, kamu bisa membuatnya sendiri dengan hasil karya-karyamu. Jangan lupa untuk terus mengupdate portofoliomu dengan hasil karya terbarumu dan rajin-rajinlah share portofoliomu ke media sosial supaya banyak yang kepincut!